Selasa, 14 Juli 2020 mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa Ngambon melakukan blusukan ke pasar pisang. Blusukan dilakukan guna memperoleh informasi secara langsung dari pedagang pisang di Ngambon terkait dengan harga dan pendistribusian pisang mengingat saat ini telah ditetapkan kebijakan new normal dari pemerintah.
Pasar pisang merupakan salah satu icon dari desa Ngambon, pasalnya dipasar ini selalu ramai pada saat hari Legi (kalender jawa ) dimana banyak sekali pisang yang diperjual belikan. Tidak hanya jumlahnya saja namun juga jenis-jenis pisang seperti pisang raja ketan, raja lumut, susu, kapok dan lain sebagainya.
“Pisang-pisang tersebut didapat dari hasil tanaman sendiri dan sebagian ada yang dibeli dari warga sekitar dan petani.“ menurut keterangan dari Maslukah (50th ) saat ditemui di pasar pisang ngambon.
Pisang-pisang tersebut nantinya akan didistribusikan ke wilayah diluar Bojonegoro seperti Surabaya, Lamongan, cepu dan lain sebagainya.
Semenjak adanya pandemi Covid-19 ini sangat berdampak bagi penjualan dan pendistribusian pisang seperti yang dipaparkan oleh salah seorang pengepul pisang Sumarsih (56th) beliau mengatakan bahwa dampak dari adanya virus ini mengakibatkan harga pisang turun drastis, pisang raja yang semula Rp 20.000., – Rp 25.000., / tandan, turun hingga mencapai harga Rp 12.000., / tandan sehingga mengakibatkan penurunan pendapatan. Tidak hanya harga pisang yang turun, namun akibat dari covid-19 pendistribusian juga terhambat karena tidak ada transportasi yang beroperasi akibat dari kebijakan lockdown dari pemerintah. Namun setelah ditetapkannya new normal oleh pemerintah, harga pisang kembali normal dan pendistribusian juga lancar seperti semula.
Maka sejak ditetapkannya kebijakan New Normal oleh pemerintah, perlahan-lahan harga pisang yang diperjual belikan di pasar pisang desa Ngambon mulai kembali ke harga semula, sehingga berdampak pula pada pendapatan penjual pisang yang berangsur sudah mulai meningkat dari sebelumnya. (fransiska/aorel)