Ngambon – Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menjadikan proses pembelajaran dilakukan secara daring. Pembelajaran daring menyebabkan siswa melakukan pembelajaran tanpa tatap muka. Hal tersebut cenderung menjadikan siswa selalu menggunakan gadgdet. Tidak menutup kemungkinan siswa kesulitan dalam memahami materi sehingga memunculkan kebosanan. Mengatasi hal tersebut perlu untuk memunculkan ide menarik yang harus dilakukan oleh guru ataupun orang tua.
Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) merupakan program ungggulan yang dirancang oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Universitas Muhammadiyah Malang di masa pandemi covid-19. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok 36 dengan bimbingan DPL Ririn Harini., S.Kep.Ns.M.Kep melakukan kegiatan “Belajar sebelum Bermain” untuk siswa SD di Dusun Badegan, Desa Ngambon, Kecamatan Ngambon, Kabupaten Bojonegoro. Kamis (13/08/20) kegiatan ini dilakukan sore hari, yangmana siswa cenderung tidak memanfaatkan waktu luang untuk belajar. Kebiasaan yang terjadi saat ini menjadikan siswa lebih banyak bermain dan tidak mengikuti pembelajaran daring dengan baik. Tidak hanya bermain saja, kegiatan ini mengajak siswa untuk belajar terlebih dahulu kemudian bermain untuk menghilangkan rasa penat saat proses belajar.
Pandemi covid-19 menjadikan perubahan terhadap proses pembelajaran di sekolah. Belajar secara daring dari rumah menjadikan siswa bosan terhadap rutinitas yang monoton. Peran orang tua dalam mendukung dan memotivasi anaknya sangat diperlukan. Hal itu dikarenakan rasa bosan akan muncul ketika siswa melakukan pembelajaran daring. Sehingga siswa perlu hal baru yang dapat menumbuhkan semangat untuk belajar. Tidak hanya orang tua, guru menjadi bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Guru harus bisa melakukan inovasi terhadap metode pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dapat mengikuti materi dengan lancar. Dengan demikian tujuan pendidikan akan tetap terlaksanakan dengan baik.
Bertempat di salah satu mushola Dusun Badegan dengan didampingi oleh salah satu guru, kegiatan ini berlangsung sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah saat pandemi covid-19 terjadi. Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kelompok PMM 36 menyediakan pos belajar dengan membantu siswa mengerjakan tugas, memahamkan materi atau tema serta berbagi ilmu yang dimiliki. Selain itu juga menyediakan pos bermain dengan permainan yang menarik sehingga membuat siswa semangat dan tidak mengalami kejenuhan setelah belajar.
Siswa akan mendapatkan pengalaman baru bahwasanya mereka akan tetap bisa bermain asalkan belajar terlebih dahulu. Kegiatan ini menjadikan orang tua atau guru untuk lebih memperhatikan kondisi siswa dalam mengatasi kejenuhan ketika pembelajaran daring. “Kegiatan seperti ini dapat saya lakukan dalam kelompok belajar yang ada agar siswa lebih bersemangat lagi ketika belajar” Ujar Bu Ika. Sebagai seorang guru dituntut untuk bisa memunculkan ide kreatif agar siswa selalu semangat dalam belajar.
“Belajar sebelum Bermain” adalah salah satu ide yang telah dilakukan yang dapat digunakan sebagai salah satu contoh untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar. Permainan yang dilakukan dapat mengasah kemampuan siswa dalam beberapa hal. Salah satunya yaitu kerjasama tim dan kekompakan. Interaksi yang dilakukan dengan sesama teman membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk meraih kemenangan. Bermain setelah belajar memotivasi pikiran siswa untuk mengerjakan hal yang bermanfaat terlebih dahulu daripada hal yang kurang bermanfaat. Belajar harus diprioritaskan dalam keadaan seperti ini, sehingga tidak banyak waktu luang yang terbuang sia-sia. (Lel)