Sejak diumumkannya penerapan new normal di Indonesia, masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan dari serangan covid-19. Salah satu upaya pencegahan terhadap covid-19 dengan menjaga sistem imunitas tubuh tetap kuat dengan mengonsumsi vitamin C. Akibatnya masyarakat berbondong-bondong membeli suplemen vitamin C dalam jumlah banyak yang berakhir menjadi panic buying. Namun perlukah suplementasi vitamin C di era new normal saat ini atau cukup dengan konsumsi bahan makanan sumber vitamin C?
Vitamin C adalah water soluble vitamin atau vitamin larut air yang artinya kelebihan dari asupan vitamin C tidak disimpan di dalam tubuh namun dikeluarkan bersama dengan urine. Vitamin C berperan dalam upaya meningkatkan daya tahan tubuh melalui mekanisme innate respone dengan mengaktifkan makrofag, neutrophil (fagositosis). Serta meningkatkan antibodi dengan peningkatan kerja Limfosit B dan T. Selain itu, vitamin C dapat mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan bagian bawah akibat infeksi covid-19. Vitamin C juga berperan sebagai agen antihistamin yang bisa meredakan gejala flu seperti bersin-bersin, runny nose (gatal pada hidung0, dan pembengkakan sinus.
Dalam konsumsi vitamin C sehari-hari terdapat dosis harian atau yang biasa disebut dengan Diary Recommendation Allowance (RDA). Untuk laki-laki dewasa sebesar 90 mg dan perempuan dewasa sebesar 75 mg, dengan tambahan 35 mg bagi perokok aktif. Meski vitamin C merupakan vitamin larut air, bukan bearti tidak terdapat batas maksimal tubuh dalam menyerap vitamin C. Tubuh dapat mengalami keracunan apabila mengonsumsi vitamin C dalam jumlah yang melebihi batas atas konsumsi vitamin C, batas maksimum konsumsi vitamin C untuk orang dewasa setiap harinya tidak boleh melebihi 2000 mg.
Sumber vitamin C sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan disekitar kita seperti buah dan sayur. Buah-buahan citrus menjadi bahan makanan dengan kandungan vitamin C paling tinggi. Buah-buahan citrus terkenal dengan rasa yang asam dan segar seperti jeruk nipis, jeruk manis, jeruk bali. Vitamin C juga dapat ditemukan di dalam buah dan sayur tauge, bayam, papaya, pisang, mangga, jambu biji, sawi, cabai hijau, daun singkong, kacang kedelai.
Lalu, apakah suplementasi vitamin C diperlukan di era new normal sekarang ini ? Vitamin C merupakan vitamin yang mudah ditemukan dalam buah dan sayur disekitar kita serta konsumsi vitamin C melebih 2000 mg per harinya dapat menyebabkan toksisitas pada tubuh. Untuk itu, dalam upaya pencegahan terhadap covid-19 sekarang ini, cukup dengan memasukkan makanan sumber vitamin C ke dalam menu gizi seimbang sehari-hari. Suplementasi vitamin C tentu saja diperbolehkan apabila dirasa tubuh membutuhkan vitamin C dalam dosis yang lebih tinggi dari dosis harian seperti pada saat tubuh mengalami infeksi.
Berikut beberapa contoh porsi sajian bahan makanan sumber vitamin C :
- Bahan makanan – Takaran
- Jeruk manis – 1 buah besar
- Kembang kol – 3 sendok sayur
- Cabe hijau – 1 sendok makan
- Sawi – 3 sendok sayur
- Daun singkong – 3 sendok sayur
- Pepaya – 1 iris
- Kentang – 1 buah sedang
- Mangga – 1 buah sedang
- Kacang kedelai – 3 sendok makan
- Jambu biji – 1 buah sedang
- Jambu monyet – 1 buah sedang
- Tauge – 3 sendok sayur
- Pisang – 1 buah sedang
- Bayam merah – 3 sendok sayur
Referensi :
Gropper, SS dan Smith, JL. 2012. Advanced Nutrition and Human Metabolism. Sixth Edition. Wadsworth.Balmont CA.
Kemenkes. 2017. Awas! Overdosis Vitamin C. Kementrian Kesehatan RI
Rifqi, Mahmud Aditya, dkk. 2020. Gizi dan Imunitas Saat Pandemi Covid-19. Ebook Dosen Gizi Universitas Airlangga: Surabaya
(/Helen.AC)